Matius 16:13-20
“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (ayat 15)
Menjelang kesengsaraan-Nya di Yerusalem, Yesus ingin memastikan pengenalan para murid terhadap Dia. Oleh karena itu, Yesus membawa mereka ke Kaisarea Filipi, yang kebanyakan penduduknya adalah nonYahudi. Dalam suasana tenang, karena terhindar dari gangguan yang selama itu terjadi, tentu murid-murid dapat berpikir jernih.
Pengenalan banyak orang pada Yesus beraneka ragam. Mereka pada umumnya berpegang pada pengamatan lahiriah. Maka ada yang melihat Yesus sebagai sosok nabi seperti Elia atau Yeremia. Ada juga yang menghubungkan-Nya dengan Yohanes pembaptis. Matius sendiri mencatat bahwa Herodes mengira Yesus adalah jelmaan Yohanes yang ia telah penggal kepalanya.
Oleh karena anugerah Allah, Petrus mewakili para murid dapat mengenal secara tepat siapa Yesus. Pengenalan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, menurut Yesus sendiri merupakan penyataan Allah Bapa (ayat 17). Yesus sendiri adalah inkarnasi Allah sepenuhnya. Jadi Petrus dan para murid dapat mengenal Yesus sebagai Anak Allah oleh sebab ada relasi yang hidup dengan Sang Anak Allah sendiri.
Kepada mereka yang sudah memiliki pengenalan sejati tersebut, Yesus menaruh tanggung jawab untuk mengelola jemaat yang akan Dia dirikan. Merekalah yang dipercayakan memegang kunci Kerajaan Sorga. Siapa yang bisa menjadi jemaat Kristus? Mereka yang memiliki pengenalan yang sama dengan pengenalan para murid. Pengenalan yang hanya bisa diperoleh oleh karena anugerah Bapa dan perjumpaan pribadi dengan Sang Anak Allah.
Pada zaman sekarang ini, banyak orang mengenal Yesus hanya sebagai seorang tokoh agama, salah satu pendiri agama, guru agung, pembuat mujizat, atau manusia biasa saja. Dengan anugerah Tuhan, kita boleh mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Biarlah pengenalan kita semakin bertumbuh melalui pembacaan dan perenungan firman Tuhan, serta melalui persekutuan pribadi dengan Dia. Amin
Tuhan Yesus memberkati