Lukas 2:39-52
“Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (ayat 52)
Setiap tahun usia kita akan bertambah satu tahun lagi. Apa lagi yang bertambah atau bertumbuh dalam hidup kita? Mudah-mudahan pertambahan itu proporsional baik dalam aspek fisik, tetapi terutama dalam aspek mental, intelektual, sosial, dan terpenting rohani!
Masa kecil Yesus sampai usia tiga puluh memang penuh dengan misteri, tetapi kita bersyukur karena Lukas telah merangkumkan bahwa Yesus sebagai manusia mengalami pertumbuhan fisik yang sehat dan kuat, serta intelektual, mental, sikap, sosial, dan rohani yang baik (ayat 40, 52). Salah satu bukti pertumbuhan Yesus adalah ketika di usia 12, Yesus diajak pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari Paskah. Menurut tradisi Yahudi, usia 12 dianggap dewasa dan boleh menjadi ‘anak Taurat’ yaitu layak membaca Taurat.
Yesus menunjukkan kerohanian yang bertumbuh melalui kecintaan yang mendalam dan kerinduan-Nya dekat de-ngan Allah Bapa-Nya, sebagaimana terlihat dalam diskusi dengan para alim ulama menyangkut hal-hal rohani dan ja-waban kepada ibu-Nya bahwa Ia harus berada di dalam rumah Bapa-Nya. Pertumbuhan intelektual dan mental-Nya terlihat dalam jawaban berhikmat yang Ia berikan kepada para rohaniwan di Bait Allah. Sikap dan karakter-Nya pun tampak bertumbuh baik saat merespons kecemasan dan ketidakmengertian orang tua-Nya (ayat 50-51). Dia tetap tunduk pada pengawasan dan pengaturan orang tua-Nya, sampai Ia dewasa. Yesus juga bertumbuh sehat dalam aspek sosial yang terlihat dalam relasi intim-Nya dengan Allah Bapa dan dengan sesama manusia.
Yesus adalah teladan yang patut kita tiru dalam pertumbuhan hidup kita di setiap aspek. Setiap aspek dalam kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh, sehingga kita seperti Yesus yang “semakin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan oleh manusia.”
Karya penebusan Yesus telah lebih dahulu memampukan kita dengan kuasa-Nya untuk menjalani hidup meneladani Dia. Jadi kalau hidup Yesus ada di dalam diri kita untuk memampukan kita hidup sebagaimana Yesus hidup,
Karena itu sudah seharusnya kita, pengikut-pengikut-Nya, meneladani Dia dalam hal bertumbuh dalam segala aspek supaya hidupnya semakin menyukakan hati Allah dan semakin menjadi berkat bagi sesama. Amin
Tuhan Yesus memberkati