Senin, 16 Juni 2025 (Janganlah Takut)

Yesaya pasal 43:1-7
“Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (ayat 1)

Dalam hidup ini, ada banyak pengalaman yang dapat meredupkan pengharapan kita. Dalam ketidakpastian sampai kapan kesusahan ini berlangsung, kita menjadi takut, cemas, dan khawatir. Padahal, semua perasaan itu hanya memperkeruh keadaan. Serba salah!

Ketakutan juga dialami oleh Israel pada waktu pembuangan di Babel. Ada kegamangan untuk dapat melewati proses demi proses penderitaan sebagai orang-orang buangan. Mereka terus berharap, kapan semuanya akan berakhir.

Di saat itulah firman Allah datang kepada mereka dan berkata: “Janganlah takut” (ayat 1). Sebab Tuhan adalah Allah yang menebus mereka. Janji-janji Allah diberikan kepada umat-Nya dalam penderitaan mereka. Allah menyatakan bahwa Dia hadir dan menopang mereka (ayat 2). Dan Allah pun berjanji akan melepaskan mereka dari kekuasaan Babel (ayat 3). Tuhan sanggup melakukannya karena Dia berkuasa dan berdaulat atas kehidupan umat-Nya.

Sekali lagi Tuhan berfirman: “Janganlah takut” (ayat 5). Allah menyatakan janji-Nya kepada umat Israel agar mereka mengarahkan pengharapan mereka kepada-Nya yang telah menyertai dan menyatakan keajaiban demi keajaiban kepada nenek moyang mereka.

Allah berjanji akan memulihkan umat-Nya. Setiap keturunan Israel yang tercerai-berai ke berbagai tempat akan kembali ke Yehuda (ayat 5-6). Penyertaan-Nya nyata secara turun-temurun (ayat 7). Semuanya sudah dinyatakan-Nya dan janji-Nya terbukti. Umat Allah berhasil melampauinya karena Allah mereka ialah Tuhan Penebus yang beserta dengan umat-Nya.

Masihkah kita bergelayut dengan perasaan takut? Sekalipun perjalanan hidup ini berat, Allah berkata kepada kita: “Janganlah takut”. Kita harus melewatinya dan berproses di dalamnya dengan pengharapan yang utuh. Percayalah kepada kemahakuasaan-Nya, hingga akhirnya kita dapat melewatinya dan merasakan janji-Nya tergenapi dalam kehidupan kita.

Mintalah kepada Tuhan agar kita mengerti bahwa janji-Nya selalu meneguhkan langkah kita dalam menapaki terjalnya jalan kehidupan ini.
Amin, Tuhan Yesus memberkati