Senin, 01 Mei 2023 (Karena kita adalah hamba)

Markus 13:33-37
“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.” (ayat 33)

Pantaskah kita bersukacita karena kita adalah anak-anak Allah, pewaris-pewaris Kerajaan-Nya? Tentu saja. Kita punya hak untuk itu. Namun apakah kita bisa menghabiskan hidup hanya untuk itu saja, murni bersukacita tanpa melakukan hal-hal lain? Mestinya tidak, karena PB sendiri tak melulu membahas kehidupan orang percaya hanya sebagai pewaris, tetapi juga dalam berbagai atribut dan kapasitas. Salah satu kata yang sering digunakan di dalam PB adalah murid, dan di dalam Injil itu tak hanya berlaku bagi para murid waktu itu, tetapi juga bagi kita sekarang. Ada banyak amanat, mandat, dan lain sebagainya, yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai murid-murid-Nya. Nas ini memberikan salah satunya.

Yesus meminta para murid untuk berjaga-jaga, bagaikan seorang hamba yang ditinggal pergi tuannya. Ia memberi perintah: “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah” (ayat 33, 35, 37). Perintah ini menggemakan rangkaian perintah serupa yang mewarnai pasal 13, mulai dari ayat 5 (“Waspadalah”), ayat 7 (“Janganlah gelisah”), ayat 9 (“Hati-hatilah”), ayat 11 (“Janganlah kuatir”), ayat 18 (“Berdoalah”), dan ayat 23 (“Hati-hatilah”). Perintah-perintah ini mengarahkan para murid untuk tidak terlena, tetapi mawas diri dan waspada di dalam doa dan iman. Semua itu dilakukan karena para murid adalah hamba-hamba yang mesti bersiaga di tengah malam menunggui kalau tuan mereka tiba-tiba datang. Mereka tidak tahu kapan persisnya sang tuan datang. Yang mereka tahu: berjaga dan berhati-hati.

Bagi kita, ini berarti tak boleh membiarkan diri dibius oleh ajaran yang secara eksklusif menekankan hak-hak orang percaya. Kita tak boleh mengabaikan tanggung jawab panggilan kita sebagai respon syukur atas berkat keselamatan yang kita terima. Mengapa semua itu kita lakukan? Karena kita tak lebih dari sekumpulan hamba Kristus, yang hidupnya tak lagi diperintah oleh diri sendiri, melainkan yang mau “menyangkal dirinya, memikul salib, dan mengikut Aku” (8:34). Dalam konteks panggilan ini, salah satu arti berhati-hati dan berjaga-jaga adalah tidak meninggalkan persekutuan dengan Allah dalam perenungan firman, doa, persekutuan jemaat. Amin
Tuhan Yesus memberkati