Yesaya pasal 43:8-21
“Kamu inilah saksi-saksi-Ku,” demikianlah firman TUHAN, “dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.” (ayat 10)
Menjadi saksi dalam sebuah kasus tentu tidak enak. Saksi harus dapat memberikan keterangan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Banyak orang merasa takut untuk bersaksi di pengadilan. Bagaimana jika kita dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan?
Di tanah Babel, umat Israel diperhadapkan dengan kenyataan akan keberadaan berhala-berhala Babel. Bangsa ini mengeklaim dapat meramalkan masa depan; namun bagi Tuhan, mereka hanya bangsa yang buta dan tuli (ayat 8-9). Sebaliknya, Allah memanggil umat Israel sebagai saksi-Nya, supaya mereka sendiri mengerti siapakah Tuhan. Dialah Allah yang mutlak (ayat 10). Hanya Dia Sang Juruselamat, tidak ada allah lain yang menyamai-Nya (ayat 11-12). Dialah yang bertakhta dan berdaulat sepenuhnya (ayat 13).
Allah Yang Mahakuasa memberi masa depan yang baru bagi umat-Nya (ayat 19). Umat-Nya dipanggil untuk memberitakan kemasyhuran-Nya, bahkan seluruh ciptaan pun turut memuji kemuliaan-Nya (ayat 20-21). Dengan demikian, umat Israel dibentuk menjadi saksi Tuhan yang dengan berani membuktikan bahwa Allah yang mereka sembah adalah Allah Penebus yang hidup.
Kini kita pun dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan. Apakah kita bersedia? Konsekuensinya memang tidak mudah. Menjadi saksi Tuhan berarti kehidupan kita seluruhnya dan seutuhnya harus mencerminkan kemuliaan Tuhan. Mungkin kita tergoda untuk berdalih: “Saya manusia, bukan malaikat! Saya tidak sempurna!”
Namun, firman Tuhan mengingatkan kita akan siapa kita di hadapan-Nya. Umat-Nya, siapa pun dia, adalah saksi-Nya. Mereka dapat menyaksikan apa saja perbuatan Allah yang telah dialami: pahit manisnya kehidupan, berjalan bersama Allah, serta bagaimana pemeliharaan Allah nyata di sepanjang hidupnya. Kita pasti punya banyak pengalaman hidup bersama dengan Allah. Ceritakanlah perbuatan-Nya dan jadilah saksi-Nya!
Berterima kasihlah kepada Tuhan atas pengalaman hidup kita. Mintalah keberanian untuk menceritakannya. Biarlah kemuliaan-Nya dinyatakan melalui hidup kita.
Amin, Tuhan Yesus memberkati