Mazmur pasal 22:13-20
“Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!” (ayat 20)
Apakah Anda pernah berada dalam keterpurukan hidup? Merasa tidak ada seorang pun yang membantu dan menemui jalan buntu? Siapa pun tentu bisa berada dalam keterpurukan hidup. Keterpurukan hidup akan memunculkan respons yang menunjukkan siapakah kita sesungguhnya.
Daud menggambarkan titik terendah dalam hidupnya dengan puisi yang ditulisnya menggunakan metafora yang lengkap. Musuh yang sangat kuat di depan matanya digambarkan seperti banyak lembu yang mengerumuninya dan banteng-banteng yang mengepungnya, seperti singa yang menerkam dan mengaum (ayat 13-14). Impitan musuh dan gerombolan penjahat menusuk tangan dan kakinya (ayat 17). Ditambah lagi, kondisi dari dalam dirinya yang lemah secara fisik digambarkan seperti air yang tercurah dan segala tulangnya lepas dari sendi (ayat 15).
Semua pergumulan yang dihadapinya membuat hatinya pun hancur luluh seperti lilin (ayat 15b). Keterpurukannya membuatnya tak sanggup lagi berkata (ayat 16), dan dalam ketakberdayaannya, ia menyaksikan semua kebanggaannya diambil tanpa sisa (ayat 19). Dalam pergumulan berat yang datang bersamaan itu, Daud berkata: “…, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!” (ayat 20). Daud kembali menyadari, seberat apa pun masalah dalam hidupnya, hanya Tuhan yang sanggup dan berkuasa menolongnya.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda berserah kepada Tuhan, menyerahkan semua persoalan hidup ke dalam tangan kasih-Nya? Atau, membiarkan masalah menggerogoti batin dan mengikis iman Anda?
“Tuhan, janganlah jauh” merupakan ungkapan indah sebagai sebuah respons permohonan kita kepada-Nya. Tuhan mengizinkan kita menerima kenyataan bahwa kita sendirian menanggung beban yang sangat banyak dan tanpa ada yang menolong. Saat pertolongan dari manusia terbatas, pertolongan Tuhan tak pernah terbatas. Mohonlah pertolongan dari-Nya dan percayalah, Dia sanggup menolong.
Amin, Tuhan Yesus memberkati