Pengkhotbah: Ps.Herry Wuntu, S.Th Hari: Minggu, 02 Februari 2020 Ayat: Matius 22:34-40
Asal mula kata resolusi dimulai dari zaman dahulu kala, dimana di suatu tempat di kerajaan Babelonia kuno terjadi aktifitas sehari-hari yang menggunakan alat-alat (perkakas) yang terbuat dari besi. Pada zaman itu besi adalah bahan yang jarang ditemui (langka) dan mahal. Oleh sebab itu ketika ada satu orang yang meminjam barang/alat dari besi maka dia akan meminjam dengan sebuah kesadaran untuk segera mengembalikan ketika barang itu selesai dipakainya. Kesadaran untuk membuat keputusan untuk segera mengembalikan itulah yang dinamakan dengan resolusi.Dengan berkembangnya zaman dan peradaban maka resolusi mengalami perubahan bahkan perluasan makna. Saat ini resolusi menurut KBBI diartikan sebagai putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan juga resolusi memiliki arti yang lain dan berbeda.
Tetapi saat ini resolusi ini lebih banyak dikenal sebagai harapan atau keinginan yang dicapai atau diraih dimasa yang akan datang. Resolusi seperti sebuah cita-cita. Sebab itu resolusi dibuat oleh orang-orang baik diawal maupun akhir tahun. Saat ada Orang-orang membuat resolusi dengan berbagai tradisi seperti yang terjadi dibeberapa negara di dunia ini. Begitu menarik dan pentingnya resolusi itu bagi setiap orang. Dan saat ini bagaimana dengan kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan, sudahkah kita membuat resolusi ? Apakah resolusi yang kita buat berdasarkan dasar yang benar ? Karena kita ketahui bersama ada orang-orang yang membuat resolusi dan akhirnya dia tidak mencapainya atau tidak konsisten dalam melakukan resolusi tersebut.
Dalam Matius 22:34-40, adalah sebuah kesimpulan dari hukum Taurat yang berbicara tentang kasihilah Tuhan Allah-Mu dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Inilah perintah Tuhan bagi kita, dan perintah mengasihi bukan hanya berlaku pada zaman Taurat atau dulu tetapi juga untuk saat ini. Berhubungan dengan resolusi maka resolusi adalah berbicara tentang kemantapan hati/keteguhan hati. Maka dasar untuk membuat resolusi yang benar harus berhubungan dengan hati yang mengasihi Tuhan terlebih dahulu. Hati yang mengasihi Tuhan adalah hati yang mendahulukan (mengutamakan) Tuhan. Hati yang mengasihi Tuhan adalah hati yang selalu tertuju kepada Tuhan.
Ketika kita membangun resolusi diatas dasar yang benar, maka resolusi akan menjadi hal yang benar dan mengarahkan kita kepada tujuan yang benar. DalamMatius 6:33, kita dinasehatkan untuk kita memprioritaskan Tuhan terlebih dahulu. Maka Tuhan akan memberikan apa yang kita perlukan dan inginkan. Memprioritaskan Tuhan artinya ketika kita memiliki sebuah keinginan dan cita-cita maka kita harus renungkan apakah lewat semuanya nama Tuhan dipermuliakan?apakah yang kita lakukan berkenan dihadapan Tuhan?
Inilah dasar yang benar untuk kita membuat sebuah resolusi yaitu hati yang mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya dan itu terlihat dari kita mengutamakan Tuhan terlebih dahulu, selanjutnya untuk kita membuat sebuah resolusi maka didasari dengan mengasihi orang lain. Mengasihi orang lain dibuktikan dengan tindakan nyata kepada orang lain. Karena tentunya kita menghendaki untuk kita dikasihi orang lain maka lakukanlah hal itu terlebih dahulu kepada orang lain.
Mari bangun resolusi dengan kita dengan sebuah dasar yaitu mengasihi Tuhan dan selanjutnya mengasihi orang lain.