Jumat, 19 Maret 2021 Kemurahan dan kekerasan Allah

Roma 11:11-24
“Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.” (ayat 22)

Pelajaran apakah yang kita terima tentang Allah dari sikap-Nya terhadap penolakan Israel dan dari bagaimana Ia menghasilkan keselamatan bangsa-bangsa lain?

Allah keras berpegang pada prinsip, tetapi bukan berarti kejam atau sewenang-wenang. Maksudnya, Allah tidak berubah-ubah dalam ketetapan, keadilan, dan kebenaran-Nya. Bahkan umat pilihan yang berkeras menolak anugerah dalam Kristus harus menanggung akibat mengerikan, yaitu kebinasaan. Karena Allah keras dan tidak main-main dengan ketetapan anugerah-Nya, maka Israel seolah adonan bantat atau cabang pohon zaitun sejati yang tidak berbuah. Maka dalam ketegasan kebenaran diri-Nya, Allah mengerat umat pilihan-Nya itu. Namun Allah berlimpah kasih dan kemurahan. Ia yang mengerat Israel adalah Ia yang mencangkokkan bangsa-bangsa lain. Melalui pelayanan Paulus ke berbagai penjuru, banyak sekali dihasilkan orang yang asalnya bukan umat menjadi umat pilihan. Mereka menyambut Kristus dan bersukacita dalam keselamatan yang diwujudkan oleh Injil-Nya. Orang-orang beriman pada Kristus yang berasal dari bangsa lain, seumpama pohon zaitun liar yang dicangkokkan di tempat keratan pohon zaitun asli yang tidak berbuah itu.

Pelajaran keras yang Allah berikan kepada orang Yahudi sekaligus merupakan kemurahan yang tak terselami keajaibannya (ayat 22). Allah menjadikan pelayanan penginjilan Paulus begitu berhasil, sehingga orang Yahudi yang menolak Injil boleh mengalami kecemburuan suci (ayat 14). Menyaksikan betapa limpahnya anugerah Allah atas orang-orang yang dulunya tidak kenal Allah, Paulus berharap bahwa hal itu menimbulkan kesadaran orang Yahudi tentang kerugian yang mereka tanggung. Dan mendorong mereka menyambut berkat Allah.

Kesadaran akan kekerasan dan kemurahan Allah akan membuat kita juga menjunjung tinggi kemuliaan-Nya! Maka dalam keseharian maupun dalam pelayanan, jangan sembrono memperlakukan kemurahan Allah agar kita tidak mengalami kekerasanNya!
Amin, Tuhan Yesus memberkati