Jumat, 17 November 2023 (Injil menyoroti hidup)

Kisah Para Rasul 19:21-41
“Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. ” (ayat 26)

Mengapa banyak orang menolak Injil? Karena Injil mengkonfrontir pemahaman yang salah atau gaya hidup yang keliru, tetapi telah mendarah daging.

Penyembahan berhala adalah peribadatan kepada sesuatu di luar Allah yang hidup dan benar. Seringkali ritual ibadahnya menggunakan patung, dan ini dengan tegas dilarang oleh Hukum Taurat yang kedua (Kel. 20:4). Penyembahan kepada Dewi Artemis telah berlangsung begitu lama di Efesus sehingga mungkin Efesus identik dengan Dewi Artemis, begitu pula sebaliknya. Bahkan kuil Dewi Artemis di Efesus disebut-sebut sebagai salah satu keajaiban dunia pada masa purba. Maka adalah konsekuensi logis bila roda perekonomian di Efesus menjadi laju karena keberadaan kuil Artemis.

Akan tetapi, pengajaran Paulus bahwa Tuhan yang mencipta manusia dan bukan manusia yang membuat dewa (ayat 26) mengancam kelangsungan kehidupan perekonomian di Efesus. Bila orang mengikuti ajaran Paulus sehingga tidak datang lagi ke Efesus maka usaha penjualan kuil-kuilan, patung dewi, juga berbagai usaha penginapan dan kuliner, tentu akan terhenti. Ini mengkhawatirkan Demetrius, pebisnis di bidang pembuatan kuil-kuilan (ayat 24-25). Sebab itu ia berusaha menggalang keprihatinan terhadap situasi Efesus dan juga fanatisme terhadap Dewi Artemis (27). Kebanggaan terhadap Efesus akan pudar karena Dewi Artemis dan kuilnya akan kehilangan keagungannya. Menurut Demetrius, ajaran Paulus sungguh merupakan ancaman bagi hidup mereka, bisnis mereka, dan juga kebanggaan mereka. Dan karena menyentuh hal yang paling penting dalam hidup mereka, hasutan Demetrius berhasil. Gedung kesenian seolah jadi tempat orang bersidang untuk memperkarakan masalah itu.

Bagaimana jika firman Tuhan menohok banyak sisi dalam hidup kita: pekerjaan, keuangan, gaya hidup, hobi, waktu luang, dsb., yang semua kita pakai untuk kesenangan kita dan bukan untuk Tuhan? Kiranya kita tidak bersikap seperti Demetrius, melainkan rela tunduk kepada Tuhan. Amin
Tuhan Yesus memberkati