Selasa, 20 September 2022

Otak bukan otot
Amsal 24:1-18
“Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat.” (ayat 5)

Beberapa kesalahan kecil berakibat fatal karena dapat merusak reputasi seseorang. Banyak orang hanya tahu menggunakan kekuatan fisik dalam menyelesaikan pelbagai masalah.

Dalam bagian ini, penulis Amsal berkata bahwa memiliki otak lebih baik daripada memiliki otot dan mempunyai hikmat lebih baik daripada mempunyai kekuatan. Otak di sini bukan menunjuk pada pengetahuan dan kemampuan intektual, melainkan hikmat (ayat 5). Hikmat dilukiskan sebagai madu yang baik dan manis bagi jiwa (ayat 13-14). Selain itu, hikmat menjanjikan imbalan di masa depan di mana harapan kita tidak akan hilang (ayat 18), bahkan akan tercapai secara tak terhingga.

Manusia harus menaklukkan pikirannya kepada Kristus dan menyucikannya dari semua yang jahat dan sia-sia. Tindakan baik atau jahat dimulai dari pikiran, diutarakan melalui mulut, dan dinyatakan dalam perbuatan. Dengan hikmat, seseorang tidak akan pergi berperang tanpa rencana matang (ayat 6), seseorang tidak akan berbuat hal yang jahat saat berelasi dengan sesama (ayat 1-2). Hidup dalam hikmat, seseorang akan memperlakukan sesamanya tanpa memandang latar belakang maupun status sosial orang tersebut (ayat 12). Dengan hikmat, rumah didirikan, ditegakkan, dan dilengkapi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik (ayat 3-4). Itu sebabnya Allah ingin kita mulai segala sesuatu dengan pikiran yang dikendalikan hikmat Allah.

Orang-orang yang bertumbuh dalam hikmat berarti dikuatkan dengan segala kekuatan. Orang bijak akan mengandalkan hikmat, sedangkan orang kuat mengandalkan kekuatan ototnya.

Jadi, marilah kita mengutamakan hikmat, bukan otot sehingga kita mengerjakan segala sesuatu selaras dengan hikmat dan pengetahuan Allah. Tidak menggigit lebih daripada yang dapat dikunyah. Tidak memulai sesuatu yang tidak dapat diselesaikan, dan melihat dulu sebelum melompat. Jika tugas ini dilalaikan, maka Allah yang menguji hati akan membalas manusia menurut perbuatannya. Amin
Tuhan Yesus memberkati