Kamis, 22 April 2021 Beribadah

1 Korintus 14:26-40
“Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.” (ayat 26)

Alangkah beda paparan Paulus tentang suasana ibadah seharusnya dengan kenyataan ibadah gereja masa kini. Apa bedanya? Unsur apa yang harus ada dalam ibadah? Bagaimana dampaknya bila kita terlibat dalam ibadah seperti yang Paulus paparkan?

Ibadah dalam paparan Paulus menunjukkan dinamika tubuh Kristus. Tiap orang terlibat, tidak hanya menonton atau menerima pelayanan. Mengapa? Karena tiap orang memiliki sesuatu dari Roh Allah yang perlu ia bagikan demi keutuhan jemaat. Tiap orang bisa dipakai Allah untuk berkontribusi membangun iman jemaat. Baik yang secara resmi menjadi pejabat gereja seperti pengkhotbah, pemimpin pujian atau paduan suara, maupun yang bukan pejabat resmi, bisa berbagi fungsi pelayanan, bermacam karunia dari Roh, atau berbagi pengalaman hidup.

Bagaimana membuat paparan ini jadi kenyataan? Fokus ibadah bukanlah manusia, tetapi Allah. Allah bukan seperti sesembahan yang pasif tetapi Allah yang berdaulat dan berlimpah anugerah mengendalikan jalannya ibadah. Maka dinamisme sharing pelayanan dan kehidupan itu adalah manifestasi dari pemusatan ibadah kepada Allah dan dinamika-Nya.

Kita khawatir bahwa ibadah demikian akan kacau. Menyadari ini, Paulus mengingatkan bahwa selain kemerdekaan (ayat 2), Roh juga menghasilkan ketertiban (ayat 33). Dalam konteks jemaat Korintus, Paulus memberi petunjuk supaya ketertiban terwujud.
Pertama, “semua harus dipergunakan untuk membangun” (ayat 26b). Jadi bukan sembarang berkontribusi, tetapi harus melalui filter bahwa hal itu berdampak serasi maksud-maksud Roh Allah bagi jemaat. Itu sebabnya karunia berbahasa roh hanya boleh dipraktikkan bila ada yang menerjemahkan.
Kedua, semua harus saling menghormati dan menahan diri. Ini kita kenal sebagai alur dalam liturgi. Satu per satu pemahaman kehidupan iman dalam anugerah bergulir dalam tata ibadah yang dinamis dan tertata indah.
Ketiga, karena Allah adalah fokus ibadah, pewartaan firman menjadi penting dalam ibadah. Ibadah adalah perjumpaan dan interaksi pengungkapan isi hati Allah dan respons jemaat kepada-Nya!
Karena itu, marilah kita senantiasa beribadah dengan benar dan berpusat kepada Allah. Amin
Tuhan Yesus memberkati