Selasa, 12 Desember 2023 (Lanjutkan!)

Kisah Para Rasul 28:17-31
“Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” (ayat 31)

Ketika mengunjungi suatu kota, Paulus selalu berusaha menemui orang-orang Yahudi di kota itu untuk mengabarkan Injil. Begitu pun di Roma, ia ingin bertemu para pemimpin komunitas Yahudi untuk memberitakan Injil. Selain itu, ia ingin menjelaskan alasan kedatangannya ke Roma, agar mereka tidak salah paham.

Karena Paulus berstatus sebagai tahanan rumah (ayat 16), ia pun mengundang mereka untuk datang (ayat 17). Di dalam pertemuan itu, Paulus menjelaskan bahwa ia tidak melawan bangsa dan adat istiadat mereka. Pemerintah Roma sendiri telah menyatakan bahwa ia tidak bersalah (ayat 18). Namun ia naik banding kepada kaisar karena orang Yahudi menentang hal itu (ayat 19). Semua itu terjadi karena janji Allah kepada Israel mengenai Juruselamat dan keselamatan yang akan mereka terima (ayat 20). Pertemuan itu ternyata tidak cukup satu kali karena para pemimpin itu masih ingin mendengarkan penjelasan lebih lanjut (ayat 22). Dalam pertemuan kedua, Paulus menjelaskan bahwa Yesus adalah penggenapan dari pengharapan orang Yahudi (ayat 23). Maka untuk ketiga kalinya Paulus mencatat karakteristik respons orang Yahudi terhadap Injil (ayat 24, 13:46, 18:6). Memang jauh sebelumnya, Tuhan telah berkata kepada Yesaya bahwa orang Yahudi tidak akan percaya pada pesan Allah yang disampaikan si nabi kepada mereka (ayat 25-27). Paulus melihat bahwa firman Tuhan kepada nabi Yesaya juga terjadi pada saat itu. Maka Paulus kemudian memusatkan perhatiannya untuk melayani bangsa-bangsa lain (ayat 28).

Sayang sekali, Kisah Para Rasul berakhir bukan dengan keselamatan bangsa Israel, tetapi dengan penolakan mereka terhadap Injil. Meski demikian Injil masih terus diberitakan lalu dipercayai oleh orang-orang nonYahudi. Maka Kisah Para Rasul menjadi kisah penyebaran Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi, mulai dari orang Yahudi sampai kepada orang nonYahudi. Kita, orang non Yahudi yang hidup dua puluh abad setelah Kisah Para Rasul, adalah bagian dari kisah penyebaran Injil itu. Marilah kita lanjutkan kisah itu dengan menyebarkannya juga. Amin
Tuhan Yesus memberkati