Kamis, 21 September 2023 (Setia dan berani)

Kisah Para Rasul 5:26-42
“Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (ayat 29)

Kita tahu bahwa banyak gereja dan orang Kristen di berbagai belahan dunia yang menghadapi ketidakadilan, tekanan, dan penganiayaan yang sangat berat, seperti di Korea Utara, Irak, Pakistan, dll. Namun mereka tetap bersukacita, setia beriman, serta memberitakan Injil.

Inilah yang para rasul terus alami. Mereka tertangkap lagi dan harus menghadapi pengadilan di Mahkamah Agama yang sudah bobrok. Tidak heran, para pemimpin agama bukannya mengakui karya Allah, tetapi malahan mempersalahkan para rasul itu karena tidak menghiraukan larangan mereka sebelumnya (ayat 26-28). Selain itu juga karena iri hati (ayat 17b). Rasa benci yang besar terhadap Yesus membuat mereka hanya menyebut Yesus sebagai “nama itu” dan “darah Orang itu” (ayat 28).

Bagaimana respons para rasul? Dengan penuh keberanian mereka menyatakan prinsip mereka untuk selalu taat kepada Allah, apa pun risikonya (ayat 29). Mereka juga menyatakan dengan tegas dosa para pemimpin agama karena telah membunuh Yesus. Namun Allah telah membangkitkan dan memuliakan Dia menjadi Pemimpin dan Juruselamat manusia (ayat 31). Sebab itu orang yang bertobat dan percaya akan menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus (ayat 32). Hal berikut yang dinyatakan oleh para murid adalah mengenai tugas dan peranan mereka sebagai saksi Kristus. Mereka harus menyatakan kebenaran tentang apa yang mereka lihat dan dengar tentang Yesus.

Lalu bagaimana reaksi para pemimpin agama? Mereka ingin membunuh para rasul itu. Namun Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia memakai Gamaliel, seorang ahli Taurat dan rabi, yang sangat berpengaruh dan dihormati oleh orang Yahudi untuk melindungi para rasul sehingga walaupun disiksa, mereka tetap bersukacita dan terus bersaksi (ayat 34-42).

Sikap setia memberitakan Injil dan berani menyatakan kebenaran harus ada dalam diri kita, apa pun risikonya. Bila kita harus menghadapi ancaman dari para musuh Injil, bersukacitalah. Itu berarti Tuhan menganggap kita layak menderita bagi Kristus. Amin
Tuhan Yesus memberkati