Kehidupan ibarat sebuah sekolah bagi setiap anak Tuhan. Sebagai tanda ada pertumbuhan rohani maka diperlukan ujian, dalam kehidupan ujian ini adalah persoalan yang datang silih berganti. Persoalan adalah sebuah peristiwa dimana kita bisa mengevaluasi iman kita, apakah iman kita akan bertumbuh lewat persoalan itu atau sebaliknya persoalan itu akan membuat kita menyerah dan kalah. Persoalan adalah sebuah kesempatan untuk kita mengalami mujizat Tuhan asalkan kita tetap percaya dan mengandalkan Tuhan.
Penyebab mengapa seringkali kita “kalah” dalam menghadapi persoalan adalah kita kurang percaya kepada Tuhan. Mengapa kurang percaya karena iman kita tidak kuat. Iman kita akan mampu kuat asalkan kita terus mengisinya dengan Firman Tuhan (Roma 10:17). Paulus menerapkan hal ini dalam kehidupannya sekalipun dia harus menghadapi persoalan iman-nya tetap kuat dalam Tuhan, Paulus tidak tawar hatinya dengan segala persoalan (2 Kor 4:16).
Paulus menasehati Timotius untuk tetap bertekun dalam Firman Tuhan (2 Tim 4:13), karena hanya oleh ketekunan akan Firman Tuhan saja maka iman akan tetap kuat dan tentunya oleh karena iman kita kuat maka kita akan mengalami mujizat yang dikerjakan oleh Tuhan (Mat 9:29 b). Iman yang kuat bukan hanya membawa kita mengalami mujizat Tuhan, akan tetapi juga iman yang kuat akan membuat kita melakukan hal-hal yang benar pada saat kita sedang menanti mujizat dari Tuhan. Iman yang kuat akan terbukti lewat sikap hidup yang selalu bersyukur kepada Tuhan sekalipun sedang dalam masalah. Iman yang kuat akan membuat kita tetap tersenyum, bersukacita sebagai tanda bahwa kita berpengharapan kepada Tuhan yang pasti akan menolong sekalipun masih dalam tahap menunggu. Kesimpulannya kalau kita ingin iman kita kuat, maka bertekunlah dalam Firman Tuhan.