Kasih yang nyata adalah kasih yang diperlihatkan (ekspresi) bagi orang lain. Kasih yang nyata harus selalu ada di dalam gereja karena kasih yang nyata itulah maka gereja akan tetap kuat dan utuh. Banyak terjadi perpecahan dikarenakan terjadi konflik yang tidak diselesaikan oleh karena kasih itu sudah tidak nyata lagi. Kasih yang nyata itu bukan hanya sekedar lewat ucapan bibir (perkataan) akan tetapi lewat perbuatan (1 Yoh 3:18).
Perbuatan dari kasih yang nyata itu bisa kita lihat di dalam Ibrani 10:24, bahwa sebagai sesama anak Tuhan kita harus saling memperhatikan sehingga kita saling mendorong dalam kasih dan dalam berbuat baik. Seperti sebuah keluarga, yang saling memperhatikan satu dengan yang lain seperti itulah persekutuan sesama anak Tuhan (gereja). Saling memperhati-kan artinya saling mempedulikan satu dengan yang lain, contoh ketika ada saudara kita seiman yang mengalami kesusahan maka disitu kita dan saudara seiman yang lain akan langsung menolong. Ketika itu terjadi maka itulah yang akhirnya membuat kita saling mendorong untuk berbuat kasih dan berbuat baik, artinya kita mempraktekkan kasih yang nyata itu.
Apabila kita melihat sejarah gereja yang mula-mula maka itu juga yang dilakukan mereka seperti dalam Kisah 2:41-47 ; 4:35 ; 12:13 ; 2 Kor 9:1-4 ; Fil 4:14-18. Mereka menyatakan kasih itu baik lewat doa, dukungan dana dan lain sebagainya. Mereka melakukan hal itu karena mereka menyadari bahwa saudara seiman mereka membutuhkan pertolongan dan akhirnya mereka melakukan kasih yang nyata itu sebagai bentuk ketaatan akan Firman Tuhan.
Sebab itu marilah kita saling memperhatikan satu dengan yang lain. Wujudkan kasih yang nyata itu karena kita harus “..saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah (1 Yoh 4:7).