Yohanes 1:19-28
“Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” (ayat 23)
Pemahaman akan jati diri membuat orang mengerti peran dan posisinya di hadapan orang lain. Yohanes Pembaptis menggenapi misinya sebagai pemberi kesaksian bagi Sang Firman, dengan terlebih dulu menyatakan di depan publik, jati dirinya yang berada di bawah otoritas Yesus.
Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang (ayat 6-8). Yohanes paham bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi. Ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya. Pelayanan Yohanes sebagai saksi begitu berpengaruh hingga ada orang-orang yang menjadi pengikutnya. Ini menggelisahkan para pemimpin agama Yahudi. Mereka menginvestigasi identitas dirinya (ayat 19). Mereka ingin tahu mengapa dia begitu populer (ayat 19-23). Mereka memperkirakan empat kemungkinan mengenai jati diri Yohanes. Pertama, dia adalah Mesias (ayat 20). Kedua, dia adalah Elia (ayat 21). Ketiga, dia adalah nabi yang sudah dinubuatkan akan datang (ayat 21). Keempat, dia adalah nabi palsu (ayat 25). Lalu Yohanes menjelaskan identitasnya dalam kaitan dengan Yesus. Yohanes menyatakan bahwa dia adalah nabi yang menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan (ayat 23). Tuhan yang dia persiapkan kedatangan-Nya, jelas lebih tinggi dari dia (ayat 15). Dia hanyalah “suara” (ayat 23) yang menunjuk pada Mesias, agar orang mengikuti Dia. Panggilan Allah bagi Yohanes juga memberi dia kuasa untuk membaptis (ayat 25-27). Meski di dalam kuasa yang demikian besar, Yohanes tetap sadar bahwa ia tidak lebih tinggi dari Yesus.
Pemahaman dan kesadaran diri seperti yang dimiliki Yohanes, perlu dimiliki oleh orang yang melayani Yesus. Bila orang tidak melihat jati diri dalam kaitan dengan Yesus, maka ia hanya bisa melihat kemampuannya. Orang semacam ini tidak akan rela direndahkan di dalam pelayanannya. Namun bila kita berhadapan dengan Kristus, maka keangkuhan dan sifat mementingkan diri sendiri akan meluruh, meski mengalami perlakuan yang merendahkan diri sendiri.
Amin, Tuhan Yesus memberkati