Selasa, 17 Oktober 2023 (Sukacita Injil dalam jemaat)

Kisah Para Rasul 11:19-30
“Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja.” (ayat 19)

Terbentuknya banyak gereja dan persekutuan dimana-mana harus dilihat sebagai karya Tuhan semata-mata. Sebab walaupun mungkin ada banyak faktor yang seolah-olah dapat menjadi alasan sehingga gereja tersebut dapat berdiri, tetapi tetap Tuhanlah yang berada di belakang itu semua. Hal yang sama juga terjadi dalam bacaan kita hari ini.

Penganiayaan dan penderitaan terhadap orang Kristen mula-mula semakin hebat. Namun, justru melaluinya penyebaran orang-orang Kristen ke berbagai tempat makin meluas (ayat 19), salah satu tempatnya adalah Antiokhia. Awal pemberitaan Injil yang sedianya hanya untuk orang Yahudi, tetapi kemudian berkembang kepada nonYahudi (Yunani) yang dilakukan oleh orang-orang Siprus dan orang Kirene (ayat 20). Sungguh menakjubkan karena Tuhan menyertai dan menambahkan jumlah orang percaya. Di satu sisi mereka diperhadapkan dengan penganiayaan, tetapi di sisi lain ada penambahan jumlah orang percaya. Ini terjadi karena ada sukacita Injil meliputi hati mereka. Inilah berita yang menguatkan bagi jemaat lainnya di Yerusalem (ayat 22).

Kumpulan jemaat baru ini pun kembali mendapat kasih Allah dengan diutusnya Barnabas yang kemudian membawa Paulus bersama-sama melayani mereka selama satu tahun. Walaupun penganiayaan kepada mereka terus berlangsung dan mereka harus siap sedia menghadapinya sewaktu-waktu, tetapi justru pengajaran firman Tuhan yang dilakukan Paulus dan Barnabas semakin meneguhkan iman percaya mereka kepada Injil. Pertama kalinya jemaat di Antiokhia disebut Kristen yaitu pengikut Kristus (ayat 26). Kehadiran beberapa nabi di sana pun memengaruhi mereka untuk merespons dengan tindakan kasih atas berita nubuatan yang disampaikan Agabus (ayat 28) dengan berbagi kasih dengan saudara-saudara di Yudea dan dengan para penatua.

Bagi kita sebagai anak-anak Tuhan di era saat ini, coba renungkan, adakah sukacita Injil terus mengalir pada kita sampai hari ini?
Marilah kita terus mengobarkan sukacita Injil dalam diri kita untuk dapat terus mengabarkan Kabar Sukacita ini kepada orang-orang yang berada di sekitar kita, bahkan kepada semua orang agar banyak jiwa yang diselamatkan. Amin
Tuhan Yesus memberkati