Galatia 1:1-5
“kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” (ayat 3-4)
Pemahaman seseorang akan jati dirinya mempengaruhi cara berpikir dan pola sikapnya. Di awal surat yang ditujukan kepada jemaat di Galatia, Paulus merasa perlu untuk menegaskan jati dirinya. Ini penting agar jemaat Galatia memahami otoritasnya dalam menyampaikan setiap kalimat.
Paulus menerima panggilan rasul bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Sebelumnya, yang disebut rasul adalah murid-murid Tuhan yang selalu bersama-sama dengan Dia sampai Dia terangkat ke sorga. Sementara Paulus tidak termasuk kelompok mereka. Paulus menjadi rasul karena panggilan Ilahi yang khusus saat ia ditemui Yesus dalam perjalanan ke Damsyik. Dan sumber utama panggilan itu adalah Allah Bapa, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati (ayat 1). Jadi jelas bedanya, rasul-rasul yang lain menerima panggilan saat Yesus berada di bumi, sedangkan Paulus menerima kerasulannya saat Yesus sudah berada dalam kemuliaan-Nya. Namun semuanya memiliki otoritas kerasulan yang sama.
Kristus, yang menjadi sumber panggilan Paulus itu, juga telah menebus jemaat Galatia dengan mengurbankan diri-Nya (ayat 4). Tujuannya: umat dilepaskan dari kejahatan dunia, yaitu dunia yang menolak Mesias, dunia yang menolak kebenaran, dunia yang dipenuhi hawa nafsu dan cinta uang, dunia di mana Tuhan tidak dikasihi dan dipatuhi, dunia yang memisahkan manusia dari Tuhan. Dan sama seperti sumber utama panggilan Paulus adalah Bapa, maka penebusan umat Tuhan pun terjadi berdasarkan kehendak Bapa.
Melalui salam pembuka ini, kita melihat keagungan karya Kristus dan Bapa bagi manusia berdosa. Allah tidak membiarkan manusia terbelengu dosa. Paulus menerima panggilan yang mulia, jemaat Galatia pun menerima anugerah yang agung. Dan kita kini pun menerima kasih karunia yang ajaib itu. Segala puji dan syukur seharusnya kita naikkan kepada Allah. Syukur yang harus kita nyatakan juga melalui hidup yang berkenan kepada Dia, yaitu hidup yang lepas dari segala aspek kejahatan.
Amin, Tuhan Yesus memberkati