Rabu, 08 Desember 2021 Berjuang Mempertahankan Iman

Yudas 1:1-4
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”

Maksud semula Yudas adalah menulis sepucuk surat mengenai keselamatan kita bersama, tetapi kemudian ia harus mengubah maksud tersebut karena para penyesat telah menyusup ke tengah-tengah jemaat dan mengacaukan orang percaya (ayat 4a). Yudas kemudian mengubah maksudnya dengan menulis sepucuk surat yang berisi nasihat untuk berjuang mempertahankan iman (ayat 3b). Kata mempertahankan menggambarkan suasana pertempuran rohani yang harus diikuti oleh orang percaya yang setia mempertahankan iman.

Berjuang mempertahankan iman berarti:

  1. Menentang mereka yang walaupun berada di dalam persekutuan gereja, namun menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati, sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul.
  2. Memberitakan kebenaran kepada setiap orang (Yoh 5:47) dan tidak membiarkan beritanya dilemahkan oleh orang-orang fasik yang memutarbalikkan kebenaran. Para penyesat yang Yudas maksudkan adalah mereka yang menyalahgunakan kasih karunia Allah dan menyangkal Yesus Kristus.

Salah satu parameter yang paling sederhana untuk mengukur skala benar-tidaknya suatu ajaran yang ada di dalam kehidupan anggota jemaat adalah dengan filter firman Tuhan yang dijabarkan dengan ringkas di dalam pengakuan iman rasuli. Bila mereka menolak Yesus di dalam penganiayaan, menolak Yesus demi kesenangan hidup, menolak Yesus di dalam penghiburan, atau menolak Yesus dengan mengembangkan gagasan palsu tentang Allah, berarti mereka telah menolak seluruh esensi ajaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita dapat segera mengantisipasi para penyesat yang mencoba mengombang-ambingkan para pengikut Kristus di dalam suatu komunitas.

Perjuangan yang banyak memeras tenaga dan pikiran bukan hanya milik para prajurit militer yang sedang bertugas di medan pertempuran, tetapi juga berlaku di dalam peperangan rohani. Orang-orang percaya perlu menyadari hal ini dan turut mengambil bagian dalam perjuangan yang nyata untuk membangun benteng pertahanan iman yang kokoh. Amin
Tuhan Yesus memberkati