Jumat, 16 Februari 2024 (Menyelesaikan konflik internal)

1 Korintus 6:1-8
“Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?” (ayat 1)

Menyelaraskan ide dalam sebuah komunitas ternyata tidak mudah. Setiap orang akan berusaha mempertahankan pendapatnya bahkan dengan cara apa pun sehingga teman jadi lawan. Akibatnya pertentangan dan perselisihan terus menerus terjadi. Imbauan agar jemaat Tuhan saling mengasihi, saling merendahkan hati, saling tunduk dan hormat satu dengan lainnya, hanya angin lalu. Bahkan perselisihan ini bisa berujung di meja hijau karena saling menuduh dan saling merasa paling benar tidak terselesaikan.

Keadaan ini akhirnya membuat Paulus menegur jemaat yang menyelesaikan perselisihan di meja hijau atau pengadilan. Menurut Paulus, hal ini tidak akan terjadi seandainya masalah itu diselesaikan secara internal, seperti yang Tuhan Yesus ajarkan (Mat 18:15-17). Teguran Paulus ini didasarkan pada dua hal:

  1. Bahwa adanya masalah “perselisihan” dalam jemaat sebenarnya menunjukkan “kekalahan” karena jemaat Kristen tidak berhasil hidup dalam kasih dan pengampunan;
  2. Sikap merasa diri paling benar, membuat jemaat Kristen “rela” melakukan ketidakadilan dan merugikan orang lain. Teguran Paulus ini sebenarnya bukan mengajarkan jemaat untuk tidak percaya pada pengadilan dunia dan memberontak terhadap peraturan negara. Paulus menggarisbawahi bahwa saling mengampuni, menghargai, merendahkan diri, dan berlaku adil lebih baik daripada menyelesaikannya di meja pengadilan (Luk 12:58).
    Dan Paulus mengingatkan bahwa dalam diri orang Kristen harus ada kesediaan mengalah dan berkorban. Ini prinsip penting. Kita mengalami sendiri bahwa sering kali konflik selesai dengan mudah, bila ada salah satu pihak yang berinisiatif lebih dulu mengalah, berkorban, mengampuni, mempraktikkan kasih Kristus.

Seperti Kristus membenarkan kita dengan kasih-Nya yang berkorban, kita pun baiknya menyelesaikan konflik dengan prinsip yang sama.
Orang Kristen yang lebih memilih meja hijau dalam menyelesaikan masalah internal sebenarnya menunjukkan bahwa secara moral jemaat kalah. Ini merupakan tanda bahwa orang Kristen hanya bisa bicara tanpa dapat mengendalikan dirinya dan mengampuni saudaranya.
Amin, Tuhan Yesus memberkati