Matius 26:17-35
“Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” (ayat 18)
Tidak sedikit orang yang mempertanyakan mengapa Yesus membiarkan para musuh-Nya mengalahkan Dia? Mengapa Yesus tetap menyerahkan diri untuk disalib? Bukankah itu tanda kekalahan? Mengapa Yesus tidak menghukum Yudas Iskariot yang akan mengkhianati Dia? Mengapa Yesus tidak mencegah para murid yang akan tercerai-berai ketika Ia diserahkan dan dibunuh (ayat 31)? Mengapa Ia juga tidak mencegah Petrus agar tidak menyangkali Dia? Apakah Yesus tidak berdaya?
Yesus bukan tidak berdaya. Ia tahu apa yang akan segera terjadi. Ia tahu bahwa Yudas Iskariot akan segera mengkhianati Dia, karena itu Ia telah menegurnya (ayat 24). Ia tahu para murid akan tercerai berai meninggalkan Dia (ayat 31). Ia juga tahu bahwa Petrus yang berjanji tidak akan terguncang imannya justru akan segera menyangkali Dia (ayat 33-35). Ia justru telah mempersiapkan Petrus dan para murid akan keadaan mereka dan bagaimana Ia peduli kepada mereka. Dia juga tahu seperti apa salib yang akan segera Ia hadapi. Ia akan segera menyerahkan tubuh-Nya dan menumpahkan darah-Nya sebagaimana yang Ia tunjukkan melalui simbol perjamuan terakhir tersebut. Namun, Ia tetap memutuskan untuk menghadapi itu semua sebagai wujud cinta kasih-Nya dan sebagai cara yang dikehendaki Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia.
Yesus tahu, jalan keselamatan bagi manusia hanya lewat ketaatan-Nya pada kehendak Bapa, yaitu pengorbanan di salib. Tak ada jalan lain. Dia tahu juga para murid tidak memahami hal tersebut, sehingga mereka tidak siap ketika hal itu terjadi, bahkan sampai terjatuh. Justru demi umat manusia diselamatkan dan demi para murid yang Ia kasihi bangkit kembali, Ia harus menuntaskan keselamatan dengan cara naik ke salib.
Sikap Yesus ini patut kita teladani. Kita yang telah tahu kehendak Allah, walau berat dan orang lain tidak mengerti, tetapi harus melaksanakannya karena ketaatan kita kepada-Nya dan cinta kasih kita kepada sesama kita. Keteladanan-Nya menjadi kekuatan kita dan ketaatan kita kepada-Nya menjadi kesaksian bagi banyak orang. Amin
Tuhan Yesus memberkati