Jumat, 08 Maret 2024 (Kemuliaan tubuh kebangkitan)

1 Korintus 15:35-58
“Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.” (ayat 43)

Paulus mengajak orang Korintus untuk berpikir bijaksana dalam mempelajari kebenaran. Ada orang-orang yang kesulitan untuk mengerti bagaimana seseorang bisa dibangkitkan, dan dengan tubuh seperti apa mereka akan dibangkitkan.

“Hai orang bodoh!” (ayat 36) merupakan teguran yang keras, bukan untuk menghina melainkan mengajak mereka membuka wawasan berpikir yang sangat sempit tentang kemahakuasaan Tuhan dalam dunia ciptaan. Analogi yang Paulus berikan diharap dapat membuka pengertian mereka yang sempit (ayat 35-38).

Kemuliaan tubuh sorgawi lebih dari tubuh duniawi (ayat 40). Tubuh alamiah kita seiring berjalannya waktu akan semakin lemah, manusia lahiriah kita akan semakin merosot. Sedangkan manusia batiniah, yang menjadi persiapan tubuh yang tidak kelihatan itu, bersifat mulia (ayat 42-44). Sebagaimana kita mengambil rupa Adam ?ditaburkan dalam tubuh alamiah ? kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu Kristus sendiri. Jadi meskipun tubuh fisik kita semakin rusak, kehidupan rohani kita boleh terus diperbarui (ayat 45-49). Yang menjadi pengharapan kita pada akhir zaman adalah bahwa kita kelak pada kebangkitan akan memakai rupa dari yang sorgawi (ayat 49). Paulus juga mengatakan, bahwa sesungguhnya kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua akan diubah dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (ayat 51-52).

Maut dikalahkan sebagai musuh terakhir. Maut telah ditelan oleh kemenangan (ayat 54). “Sengat maut adalah dosa”, maut adalah di mana Tuhan tidak hadir dalam hidup seseorang, dan ketika seseorang berdosa, ia sedang mencicipi maut. Ia tidak dalam bahaya hilang dari hadirat Tuhan (ayat 55-56).

Pengharapan ini semestinya mendorong kita untuk lebih giat dalam melayani Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa kita harus berjaga-jaga (menjaga kualitas hidup kita yang beriman), mengembangkan talenta (sebagai tuntutan untuk memberikan yang terbaik) untuk menyambut kedatangan kembali Sang Tuan. Tuhan Yesus akan datang, maka kita harus semakin bergiat dalam pekerjaan Tuhan (ayat 58).
Amin, Tuhan Yesus memberkati