Ibrani 13:7-17
“Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” (ayat 7)
Selain mendorong para pembaca kitab Ibrani untuk menerima ajaran yang benar, yang telah dipaparkan ditulisannya ini, penulis Ibrani juga mendorong mereka untuk menghormati dan meneladani pemimpin gereja mereka. Yaitu, pemimpin yang melayani dan melindungi mereka dari ajaran-ajaran sesat yang tidak berpusatkan Kristus (ayat 9).
Penulis Ibrani mengingatkan para pembacanya bahwa Kristus adalah persembahan korban kepada Allah (ayat 10) yang meniadakan semua mezbah buatan manusia. Jadi, mereka seharusnya tidak lagi terjebak kepada ritual PL karena semua sudah digenapi oleh Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib (ayat 12). Oleh karena itu, setiap anak Tuhan harus setia mengiring-Nya walaupun harus menanggung risiko menderita (ayat 13). Godaan untuk balik kepada ibadah Perjanjian Lama harus ditolak. Selama mereka masih beribadah dalam kemah suci dengan menerapkan segala ritualnya, mereka masih tinggal di padang gurun dosa. Sebaliknya, orang percaya menantikan kota Allah yang akan datang dengan menganggap hidup saat ini hanya sementara (ayat 14). Oleh karena tempat ibadah dan pola ibadah yang lama sudah tidak dipraktikkan lagi maka sebagai gantinya umat Tuhan dipanggil untuk mempersembahkan korban syukur berupa puji-pujian dan sikap hidup yang baik kepada sesama (ayat 15-16). Itulah ibadah yang berkenan kepada Allah.
Marilah kita belajar untuk tidak sekadar menerima ajaran-ajaran populer yang menjerat kita dengan rupa-rupa ritual, yang pada dasarnya memuaskan keinginan daging kita karena menekankan perbuatan manusia lebih daripada karya Kristus. Karya Yesus Kristus satu-satunya yang memuaskan tuntutan Allah. Gantungkan seluruh iman dan harap kita kepada Dia saja. Amin
Tuhan Yesus memberkati