Kamis, 30 September 2021 Iman Dalam Praktek

Ibrani 13:1-6 “Peliharalah kasih persaudaraan!”

Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut.

Wujud iman tidak hanya tampak dari keyakinan orang percaya untuk tidak menyangkal Kristus dan ketekunannya mengikut Dia, tetapi harus juga dapat dilihat dan dipraktekkan dalam hidup sehari-hari. Praktek iman harus dimulai dari lingkungan sendiri, yaitu keluarga dan gereja.

Nasihat-nasihat penulis Ibrani ini bersifat praktis agar iman para pembacanya dapat dilihat oleh orang banyak. Tekanan dari luar, penganiayaan dari orang-orang Yahudi yang membenci kekristenan tidak boleh menjadi alasan untuk hanya peduli pada diri sendiri. Justru mereka harus meneguhkan kasih persaudaraan agar bisa saling menguatkan (ayat 1). Wujud nyata kasih persaudaraan adalah kerelaan memberikan tumpangan kepada sesama anak Tuhan (ayat 2). Mungkin penganiayaan yang datang pada mereka berasal dari keluarga sendiri yang mengusir anak Tuhan ke luar rumahnya. Apabila ini terjadi maka kewajiban sesama anak Tuhan untuk menampung mereka. Terlebih lagi mereka yang dipenjarakan karena iman. Kasih sejati berani mengambil risiko menolong mereka (ayat 3). Sementara itu, mereka harus menjaga kekudusan rumah tangga mereka dan tidak membiarkan masalah keuangan menghancurkan keharmonisan keluarga mereka (ayat 4-5). Kehidupan mereka juga harus kudus agar para musuh Kristen tidak dapat memfitnah mereka. Tuhan sendiri yang akan menanggung dan menjamin hidup mereka. Kristus yang sudah menebus jiwa mereka pasti akan memelihara kehidupan mereka (ayat 5b-6).

Ketika iman diserang dari luar, benteng pertahanan kita adalah Tuhan. Dia beserta kita melalui Roh Kudus-Nya yang tinggal dalam hati orang percaya. Namun, kita harus saling menguatkan dan menopang supaya tidak seorang pun dari kita menjadi lemah dan menyerah. Hadapi musuh dengan hidup kudus dan tidak bercela. Amin
Tuhan Yesus memberkati