Senin, 16 Agustus 2021 Pekerja Kristus

2 Timotius 2:14-26
“Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (ayat 15)

Timotius menghadapi persoalan yang tidak mudah dalam pelayanannya. Ia berhadapan dengan para pengajar sesat yang suka bersilat lidah dan mengacaukan (ayat 14), suka omongan kosong, dan hidup penuh kefasikan (ayat 16-18). Paulus menasihatkan Timotius agar berusaha menjadi pekerja Kristus yang pantas sehingga para pengajar sesat itu tidak menemukan celah untuk menjatuhkan Timotius dan mencemarkan nama Tuhan.

Dalam rangka menjadi pekerja Kristus yang layak, Paulus menasihatkan dua hal kepada Timotius, yaitu:
Pertama, bijak dalam perkataan (ayat 14-19, 23-26). Artinya, tidak malu memberitakan kebenaran (ayat 15), tidak mempertengkarkan hal-hal yang tidak layak (ayat 23-24), dan melayani dengan kelemahlembutan (ayat 25).
Kedua, menjaga kesucian (ayat 20-22) dengan menjauhi nafsu, mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan kedamaian (ayat 22).
Perhatikan bahwa di tengah peliknya persoalan yang ditimbulkan oleh para pengajar sesat di Efesus, Timotius didorong untuk menghadapi mereka dengan bijaksana dan tidak dengan kekerasan (ayat 25). Meski ada beberapa orang yang dengan jelas telah menyimpang dari kebenaran (ayat 17-18), namun Paulus menasihatkan Timotius untuk menghadapinya dengan lemah lembut (ayat 25). Dengan demikian, mungkin saja Tuhan memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan mengenal kebenaran yang sejati. Orang-orang itu dapat tersesat akibat jerat Iblis yang menjerumuskan mereka (ayat 26).

Demikian juga dengan kita, sebagai pekerja Kristus marilah kita menjadi bijak dalam perkataan dan menjaga kesucian hidup sehingga orang lain atau iblis tidak menemukan celah untuk menjatuhkan kita dan mempermalukan Kristus. Dengan kelemahlembutan, kita akan dimampukan Allah dalam anugerah-Nya untuk membimbing dan mengarahkan orang tersebut ke jalan yang benar. Amin
Tuhan Yesus memberkati