Senin, 08 November 2021 Iman, Janji dan Anugrah

2 Petrus 1:1-4
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” (ayat 3)

Berhadapan dengan pengaruh para pengajar sesat, Petrus menegaskan jati dirinya di hadapan jemaat yang membaca suratnya. Ia menyatakan diri sebagai hamba dan rasul Kristus. Hamba di sini berarti budak belian. Artinya ia telah “dibeli” oleh Kristus, lalu menjadi milik-Nya. Sebab itu, ia harus mematuhi perintah-Nya. Sebagai rasul, ia diberi otoritas untuk menjadi duta Allah. Kedua status itulah yang mendasari alasan Petrus menulis suratnya.

Bila demikian Petrus memahami dirinya, bagaimana ia memandang pembaca suratnya? Menurut Petrus, pembaca suratnya adalah “mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman…..” (ayat 1). Kata “memperoleh” disini sama dengan menerima. Artinya iman yang mereka miliki merupakan pemberian. Bila Petrus dan pembaca suratnya sama-sama memiliki iman sebagai hasil pemberian Allah, artinya Petrus menganggap pembaca suratnya setara dengan dia. Ia tidak lebih besar dari mereka meski ia adalah rasul. Di sisi lain, mereka juga tak perlu rendah diri walau mereka bukan murid-murid pertama yang menjadi saksi mata karya Kristus. Mereka memang merupakan generasi Kristen yang kedua, yang tidak pernah melihat, mendengar, atau menyentuh Yesus secara langsung. Namun mereka percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang berinkarnasi, Juruselamat dunia. Itulah iman sebagai anugerah Allah, lahir bukan karena mereka berusaha memilikinya melainkan karena diberi Allah. Akan tetapi, karya Allah tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menganugerahkan janji-janji yang memampukan orang percaya hidup berkenan kepada Allah (band. 1 Yoh 3:3). Janji-janji yang memberikan kuasa kepada manusia untuk menjauhkan diri dari dosa, yang dapat menghancurkan hidup manusia.

Janji-janji ini pun berlaku bagi kita, yang percaya kepada Kristus. Kita harus menyelidiki janji-janji itu melalui pembacaan firman Tuhan tiap-tiap hari. Gunakan janji-janji itu untuk menghadapi pencobaan serta untuk berbuat benar. Niscaya semakin hari kita akan makin serupa dengan Kristus. Amin
Tuhan Yesus memberkati