Amsal 14:1-20
“Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.” (ayat 2)
Saat hidup berada di persimpangan jalan, kita harus mengambil sebuah keputusan yang akan menentukan jalan kita ke depan. Tidak setiap jalan akan membawa kita sampai ke tujuan yang dikehendaki. Bagaimana kita mengetahui jalan mana yang “benar”, ketika ada begitu banyak pilihan dalam hidup?
Amsal 14 menguraikan perbandingan jalan orang bijak dengan orang bodoh. Si bijak membangun rumah yang kokoh, sementara si bodoh membangun rumah yang rapuh (ayat 1) Jalan orang bodoh digambarkan sebagai: menghina Tuhan (ayat 2), membenci teguran dan didikan (ayat 3), merendahkan agama (ayat 9), melampiaskan nafsu (ayat 16), lekas naik darah (ayat 17) . Pada dasarnya, mereka tidak memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan (ayat 2). Ayat kunci yang membedakan kedua jalan ini didasarkan pada ayat 12, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Amsal mengajarkan kita untuk hidup dalam kekudusan menurut jalan Allah. Namun ada orang-orang yang mencoba untuk hidup kudus tanpa melibatkan Allah. Mereka percaya bahwa “kesucian” adalah sebuah lencana yang bertuliskan “Lihatlah Betapa Istimewanya Aku.” Dengan kata lain, kekudusan mereka diperoleh dari banyaknya perhatian manusia, bukan dari Allah Sebagaimana perkataan Yesus, “mereka mendapatkan pahala mereka” (Mat 6:2). Selain itu, mereka berjerih lelah dalam kekudusan dan melakukan segala sesuatu atas nama Tuhan. Kenyataanya, semuanya itu hanya ada di mulut belaka. Mereka menerapkan daftar Perintah dan Larangan yang diberlakukan untuk semua orang di sekitar mereka.
Kesalahan akibat kebodohan sendiri terjadi saat kita mengikuti nasihat dan keinginan yang egois. Kebodohan akan makin ditambahkan jika kita menyalahkan Tuhan atas kekacauan dalam hidup kita. Sementara orang yang bijaksana akan mengambil tanggung jawab atas kesalahan mereka dan belajar dari hal itu.
Alkitab menguraikan hikmat bukan sekadar kebijaksanaan.Pemahaman ini merujuk kepada relasi kita dengan Allah, Sang Pemberi dan Tujuan Hidup kita.
Amin, Tuhan Yesus memberkati