Sabtu, 31 Mei 2025 (Ibadah tanpa Hati-I)

Yesaya 1:10-20
“Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?” (ayat 12)

Banyak orang berpikir bahwa ibadah yang kita lakukan pasti disukai Allah. Pada kenyataannya, banyak orang melaksanakan ibadah sebagai rutinitas belaka.

Ibadah di Yehuda berlangsung dengan baik. Kurban bakaran senantiasa dilakukan oleh umat (ayat 11). Berbagai perayaan dan pertemuan ibadah tetap dilakukan secara meriah (ayat 14). Namun Allah sama sekali tidak menyukainya (ayat 11). Bahkan Allah jijik dan muak melihat ibadah dan perayaan mereka (ayat 13). Hal itu dikarenakan ibadah mereka hanya sekadar aktivitas agama yang di dalamnya tidak ada penghayatan dan rasa hormat kepada Allah.

Ibadah tanpa hati adalah ibadah yang dilakukan karena rutinitas belaka, yaitu sekadar mengikuti tuntutan perintah agama atau pemimpin agama (ayat 12). Ibadah seperti ini tidak akan berdampak pada kehidupan, bahkan cenderung membuat seseorang menjadi pribadi yang munafik. Pribadi semacam ini akan menampilkan wajah yang saleh dan baik di depan orang banyak. Sedangkan di luar tempat ibadah berubah menjadi zalim dan kejam. Kenyataan ini yang marak terjadi di Yehuda. Perayaan ibadah yang dilakukan dengan gegap gempita tidak sejalan dengan kehidupan keseharian. Dalam hidup sehari-hari kejahatan dan ketidakadilan yang menguasai (ayat 16-17). Kejahatan mereka membuat Yesaya membandingkannya dengan kota Sodom dan Gomora (ayat 10).

Apa yang disampaikan Yesaya memang keras dan menyakitkan. Hal itu dilakukan untuk menyadarkan mereka bahwa pengampunan Allah masih terbuka. Asalkan mereka mau bertobat, maka dosa yang semerah kirmizi akan dibersihkan seputih bulu domba (ayat 18). Semua itu akan terjadi jika umat mau mendengar dan mengikuti kehendak Allah (ayat 19-20).

Memang tidak ada alat ukur yang akurat untuk menilai kesungguhan seseorang beribadah kepada Allah. Yang pasti, ibadah berkaitan dengan ketulusan hati. Dan hal itu akan berdampak pada pembaruan hidup seseorang di mata Allah. Muliakanlah Allah dalam setiap ibadah yang kita lakukan.
Amin, Tuhan Yesus memberkati