Sabtu, 10 Juni 2023 (Peduli terhadap orang yang kekurangan)

Lukas 16:19-31
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.” (ayat 19)

Kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga, begitulah harapan kebanyakan orang. Mungkin seperti itu pula harapan si orang kaya dalam bacaan kita hari ini, ketika ia masih hidup di dunia. Ia tidak menyangka bahwa kekayaannya di dunia bukanlah modal apalagi faktor penentu untuk masuk ke surga dan menikmati kesenangan di sana. Itu sebabnya ia meminta Abraham untuk mengutus Lazarus memperingatkan kelima saudaranya yang masih hidup.

Apa yang menyebabkan si orang kaya menderita sengsara di alam maut (ayat 23)? Dalam perumpamaan ini tidak disebutkan secara spesifik mengenai dosa dan kesalahan si orang kaya. Hanya disebutkan bahwa semasa hidup, si orang kaya setiap hari bersukaria dalam kemewahan (ayat 19), sementara seorang pengemis bernama Lazarus terbaring di dekat pintu rumah orang kaya itu (ayat 20). Tragis bukan? Si orang kaya yang bersukaria setiap hari tidak peduli pada si pengemis, yang tubuhnya penuh borok itu. Sampah, sisa-sisa makanan si kaya pun sulit didapatkan Lazarus, si pengemis (ayat 21).

Namun situasi berbalik seratus delapan puluh derajat ketika keduanya meninggal dunia. Di dalam kehidupan kekal, Lazarus menikmati kesenangan bersama Abraham. Namun si orang kaya harus merasakan sakitnya sengatan lidah api di alam maut. Tak ada seorang pun yang dapat menolong dia (ayat 25-26).

Apakah kisah ini ingin memperlihatkan bahwa Tuhan tidak menyukai orang kaya sementara orang miskin diperkenan Allah? Jelas tidak. Yang Tuhan ingin soroti adalah harta kekayaan yang digunakan hanya untuk kesenangan diri sendiri, tanpa ada perhatian dan belas kasihan terhadap orang yang membutuhkan. Mungkin Anda tidak memasukkan diri Anda ke dalam golongan orang kaya, tetapi bagaimana pun Tuhan tidak menginginkan kita hidup hanya bagi diri kita sendiri. Seberapa pun harta yang Tuhan percayakan kepada kita, hendaknya kita pakai juga untuk orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita. Justru kepedulian kita terhadap orang-orang yang berkekurangan membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang sesungguhnya! Amin
Tuhan Yesus memberkati