Sabtu, 09 Oktober 2021 Kerohanian Utuh

Yakobus 1:19-27
“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” (ayat 21)

Dampak pembaruan dan pengaruh operasi firman dalam kehidupan orang Kristen harus menyangkut segala segi kehidupan. Tidak cukup mengakui diri beriman, sudah lahir baru, atau rajin mempelajari Alkitab. Itu semua harus diiringi oleh perilaku dan sikap sepadan.

Seorang Percaya menurut Yakobus adalah orang yang di dalam dirinya tertanam firman (ayat 23). Firman Injil memperbarui hidup sehingga bukan hanya jadi pengetahuan, tetapi penghayatan kebenaran yang mewujud dalam perilaku sehari-hari. Misalnya dalam penggunaan lidah, firman menghendaki orang untuk lambat berbicara namun cepat mendengar (ayat 19). Kata-kata bisa jadi berkat, bisa juga mencelakakan. Perkataan yang tumpah ruah tidak akan berbuahkan kebenaran. Berkata-kata dengan benar adalah bentuk ibadah sejati (ayat 26). Pengendalian dalam berbicara terjadi bila orang tidak mengikuti emosi, khususnya amarah (ayat 20). Menaati firman juga mengakibatkan pertobatan yang terus menerus (ayat 21). Membuang segala dosa dan memberlakukan kebenaran harus terjadi sepanjang hidup orang beriman (ayat 21).

Oleh Yakobus firman disebut “hukum”, maka firman perlu menguasai hidup orang percaya (ayat 25). Maksudnya, orang bukan sekadar tahu tetapi menjadikan firman sebagai prinsip hidup, norma mutlak yang sepenuhnya ditaati (ayat 23-25). Firman akan mendorong orang percaya melakukan ibadah yang murni, yaitu melayani yatim piatu dan para janda (ayat 27). Kelompok itu harus diperhatikan dalam rangka kesaksian kepada sekitar. Semua itu adalah ibadah yang murni dalam kehidupan yang mengalami pembaruan terus menerus.

Kesungguhan kita beriman kepada Kristus nampak saat firman-Nya menjadi nyata dalam kehidupan: saat tingkah laku kita menjadi berkat bagi sesama dan pelayanan kita menjangkau orang yang memerlukan kasih Allah. Semuanya itu tak boleh tererosi meskipun keadaan tidak memihak kita. Juga bukan dengan alasan yang menguntungkan pribadi, melainkan karena kita telah mengalami penebusan-Nya. Amin
Tuhan Yesus memberkati