Rabu, 28 April 2021 Mempraktekkan Kasih dan Pengampunan

2 Korintus 2:1-11
“sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.” (ayat 7-8)

Kasih dan pengampunan perlu senantiasa ada di dalam kehidupan bergereja agar gereja menjadi sehat dan bertumbuh. Setiap jemaat dapat memiliki hubungan yang indah dan harmonis di dalam Kristus.

Maksud Paulus menunda kunjungannya adalah agar jemaat di Korintus mendapat kesempatan untuk memperbaiki masalah-masalah internalnya. Itulah sebabnya, Paulus sebelumnya menulis satu surat yang keras, penuh kecemasan, dan air mata. Tujuannya bukan untuk mendukakan mereka, tetapi memperbaiki kesalahan mereka agar kunjungannya mendatangkan sukacita (ayat 3-4).

Namun, jika masih ada jemaat di sana yang menimbulkan dukacita, maka Paulus dan jemaat di Korintus akan sama-sama mengalaminya. Terhadap jemaat demikian, Paulus menasihati mereka untuk mempraktikkan kasih dan pengampunan seperti Tuhan. Pertama-tama para pemimpin gereja harus mendisiplinkan orang itu dengan menegurnya sebagai saudara (di bawah empat mata, Mat 18:15) agar ia sadar dan bertobat. Langkah selanjutnya, bila ia sudah bertobat, mereka harus mengampuni dan menghibur orang itu supaya ia merasa diterima kembali dalam komunitas orang percaya dan tidak terus dikuasai oleh perasaan bersalahnya (ayat 8). Dengan demikian, orang itu boleh bangkit dari keterpurukannya dan mendapatkan kekuatan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Inilah kasih yang harus mereka praktekkan agar mereka taat dalam segala sesuatu kepada firman Tuhan untuk saling mengasihi dan mengampuni. Dengan demikian, Iblis tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menjerat orang itu dan memecahbelah persekutuan di antara mereka.

Dalam kehidupan kita bergereja, kita akan bertemu dengan rekan/saudara kita yang berbuat salah. Apa yang harus kita lakukan terhadap mereka? Terhadap mereka itu, marilah kita mempraktikkan kasih dan pengampunan. Marilah kita menegur dengan kasih yang lemah lembut, mengampuni mereka yang bersalah, dan menghibur mereka yang lemah dan terpuruk agar mereka dipulihkan, diterima kembali dalam komunitas, dan bangkit dari keterpurukannya.
Amin, Tuhan Yesus memberkati