Matius 5:21-48
“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,” (ayat 23)
Bagaimana menjalankan kehidupan yang benar yang melampaui apa yang dilakukan para pemuka agama Yahudi? Mulailah dengan hati, yakni dari apa yang menjadi motivasi Anda melakukan hal tersebut.
Yesus memberikan contoh agar para murid melihat de-ngan jelas bagaimana menjalani hidup yang benar yang sesuai dengan ajaran-Nya. Yesus mengutip penafsiran keliru para pemimpin agama Yahudi akan Taurat, dan memberikan penafsiran-Nya yang benar dan berotoritas. Ia menegaskan motivasi di balik melakukan Taurat. Yaitu etika hati.
Yesus menentang penafsiran yang sempit dan yang membuka peluang untuk dosa!
Membunuh bukan semata-mata perbuatan fisik, marah dan menfitnah juga bisa membunuh (ayat 21-26). Adalah munafik bila melakukan ritual ibadah dengan hati mendendam.
Perzinahan telah dimulai dari hati yang kotor, berfantasi jorok melecehkan lawan jenis, dan akhirnya bermuara pada perbuatan zinah (ayat 27-30).
Melegalkan perceraian adalah sama dengan menolak penetapan Tuhan mengenai pernikahan kudus (ayat 31-32). Apalagi pada zaman itu, ada kekeliruan dalam menafsirkan Taurat, yakni perceraian boleh dilakukan oleh seorang suami ketika ia menemukan ketidak-pantasan apapun dari istrinya.
Bagaimana dengan bersumpah (ayat 33-37)? Pada masa itu ada pandangan bahwa bersumpah asal tidak langsung dengan nama Allah, dianggap tidak mengikat (ayat 34-36). Itu sebabnya Yesus menegaskan bahwa bukan sumpah, tetapi adanya konsistensi kata dengan perbuatan: Jika Ya katakan Ya, jika Tidak katakan Tidak!
Dua contoh terakhir berhubungan erat dengan motivasi kasih (ayat 38-48). Hukum mata ganti mata, yang merupakan pembalasan digantikan pembalasan dengan kasih. Mengasihi harus dengan kasih Ilahi, bukan semampunya manusia (ayat 48)!
Semua dimulai dari hati! Hati yang sudah diperbarui oleh Roh Kudus yang melahirbarukan orang berdosa menjadi anak Tuhan. Dengan hati yang sudah diperbarui, mari kita melakukan segala sesuatu dengan pemahaman yang benar.
Amin, Tuhan Yesus memberkati