Selasa, 12 Maret 2024 (Pengharapan dalam penderitaan)

2 Korintus 1:1-11
“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” (ayat 3-4)

Tidak semua orang bisa menerima penderitaan dengan begitu saja. Ada yang mempertanyakan kebaikan Allah, ada juga yang mempertanyakan mengapa harus dirinya yang mengalami penderitaan itu dan bukan orang lain. Ada juga orang yang langsung menyelidiki dosa-dosa yang menjadi penyebab penderitaannya.

Akan tetapi, Paulus melihat penderitaannya secara berbeda. Secara khusus, ia mengidentifikasi penderitaannya sebagai “kesengsaraan Kristus” (ayat 5). Penderitaan itu begitu besar dan begitu berat hingga membuat Paulus putus asa (ayat 8). Kita tidak tahu penderitaan apa yang sesungguhnya dihadapi Paulus, tetapi ia sampai merasa seolah dijatuhi hukuman mati (ayat 9). Dalam keadaan seperti itu, Paulus hanya dapat memercayakan dirinya kepada Allah, yang membangkitkan orang mati (ayat 10). Paulus berharap bahwa Allah akan menyelamatkannya.

Meski demikian, Allah, sebagai “sumber segala penghiburan” yang menghibur Paulus (ayat 3-4), apapun jenis penderitaan yang dia alami dan bagaimanapun intensitasnya, Allah akan menyediakan penghiburan dan kekuatan yang dia perlukan.
Tetapi Paulus juga menyadari bahwa penderitaan yang dia alami adalah untuk kepentingan jemaat di Korintus juga, yaitu untuk menjadi berkat bagi mereka. Karena melalui penghiburan yang dia terima dari Allah, Paulus menjadi sanggup untuk menghibur mereka yang sedang menghadapi penderitaan juga (ayat 4, 6). Orang yang pernah menderita akan lebih tahu bagaimana menghibur orang lain yang sedang menderita.

Penderitaan yang kita alami karena iman kepada Kristus bukanlah kutuk, melainkan berkat. Jika penderitaan Kristus adalah untuk kepentingan kita maka penderitaan kita bisa menjadi berkat yang dimaksudkan Allah agar kita dapat melayani orang lain. Di dalam penderitaan itu, kita bisa mengharapkan penghiburan yang berlimpah-limpah dari Allah. Namun bukan untuk kita simpan sendirian, tetapi agar kita dapat berbagi dengan orang lain yang mengalami penderitaan juga. Oleh karena itu, penderitaan seharusnya bukan menjauhkan kita dari Allah, melainkan membawa kita lebih dekat. Selain itu, akan membawa kita juga semakin dekat dengan saudara-saudara seiman di dalam Kristus. Penderitaan selalu datang dengan janji penghiburan Ilahi dan itu akan mendorong kita untuk memuji dan menyembah Dia, Sumber Penghiburan kita. Amin
Tuhan Yesus memberkati