Kisah Para Rasul 10:1-16
“Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia.” (ayat 1)
Gerakan pekabaran Injil masih belum selesai. Tuhan masih akan berkarya karena Injil masih belum sampai ke ujung-ujung bumi. Ujung bumi masih belum terwakili hanya dengan pertobatan seorang sida-sida yang adalah pembesar dari Etiopia. Kali ini Tuhan ingin merengkuh Kornelius.
Walau bukan orang Israel, Kornelius percaya pada Allah yang mereka sembah. Dan itu dia wujudkan dalam hidup takut akan Allah Israel (ayat 2). Begitu juga seisi rumahnya. Rasa takut akan Tuhan itu mewujud dalam bentuk doa dan sedekah kepada umat Tuhan yang membutuhkan. Lalu apakah kesalehan Kornelius bertepuk sebelah tangan? Ternyata tidak. Allah melihat kesalehan Kornelius, dan ia kemudian memperoleh perkenan Tuhan. Terbukti Tuhan sampai mengirim utusan untuk menyampaikan pesan-Nya kepada Kornelius. Ini memperlihatkan betapa dekat hubungan Kornelius dengan Tuhan.
Malaikat berkata bahwa doa dan sedekah Kornelius sesungguhnya bagaikan aroma persembahan yang harum di hadapan Allah (ayat 3-6). Namun perbuatan baik tidak pernah menjadi jaminan bagi siapapun untuk beroleh keselamatan. Ini dapat kita lihat dari respons Allah. Allah tidak menyatakan bahwa Kornelius telah diselamatkan, meski Ia berkenan pada Kornelius. Itulah sebabnya Allah menyuruh dia untuk mengusahakan pertemuan dengan rasul Allah, yaitu Petrus.
Allah memakai cara itu untuk menunjukkan kepada Kornelius bahwa keselamatan tersedia bagi semua orang, tanpa pandang bulu. Kornelius mewakili jenis manusia yang kepadanya Injil tidak pernah diberitakan sebelumnya. Sida-sida Etiopia juga seorang nonYahudi, tetapi orang Yahudi menghormati dia karena jabatannya. Namun sebagai perwira pasukan Roma, karier Kornelius tidaklah berarti apa-apa. Mereka menganggap Kornelius sebagai antek-antek penjajah.
Maka kisah ini memperlihatkan kepada kita kehendak Allah bahwa Injil harus disebarluaskan kepada siapapun, tak pandang ras atau warna kulit. Amin
Tuhan Yesus memberkati