2 Tesalonika 2:1-12
“Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,” (ayat 3)
Sebuah dongeng anak-anak menceritakan seorang anak kecil yang berteriak kepada orang-orang di desanya, bahwa ada serigala yang datang menyerang. Ketika penduduk desa berdatangan, ternyata anak tersebut hanya bercanda. Di lain waktu, ketika si anak ini berteriak lagi, maka penduduk desa menganggap itu hanya sebuah candaan. Anak ini belajar sebuah fakta yang menyakitkan: “berhati-hatilah dalam melontarkan candaanmu.”
Jemaat Tesalonika sedang dibingungkan oleh beberapa pengajar yang menyandarkan ajaran mereka kepada ilham roh, ataupun kutipan (yang tidak utuh) dari para rasul (ayat 1-2). Rasul Paulus menegur sikap anggota jemaat yang mudah dibingungkan oleh pengajaran palsu. Apa ciri pengajaran palsu? Yakni ketika ajaran tersebut membawa kita tidak lagi melihat kepada Allah dan kemuliaan-Nya, melainkan kepada upaya-upaya untuk meninggikan diri (ayat 3-5).
Dalam ayat 9, Paulus menguraikan bahwa si pendurhaka akan datang dengan berbagai macam perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat. Tujuan utamanya menyesatkan umat percaya agar iman mereka tidak lagi diarahkan kepada Kristus, melainkan hanya kepada apa yang tampak di hadapan mereka.
Menghadapi para penyesat, pertanyaan kita adalah: Dimana kekuasaan Allah? Mengapa Allah tidak bertindak? Kita jangan lupa, bahwa orang percaya adalah ciptaan baru. Ciri utama ciptaan baru ini adalah pola pikir yang tidak menggunakan kriteria dunia, tetapi mengutamakan Kristus sebagai teladan dan acuan. Allah tetap berkuasa bahkan ketika para penyesat ini ?untuk sementara diijinkan? untuk bekerja. Tetapi akan datang masanya dimana Kristus akan menghanguskan mereka dengan nafas mulut-Nya? (ayat 8).
Sebagai orang yang dipilih, dipanggil, dan dimurnikan oleh Firman Kebenaran, kita diundang untuk terus-menerus meletakkan Kristus sebagai yang utama dalam pikiran, sikap, dan hidup kita. Ini artinya firman Kebenaran Allah dijadikan landasan hidup dan tolok ukur dari kehidupan kita. Amin
Tuhan Yesus memberkati