Rabu, 09 Juni 2021 Meniru Allah

Efesus 5:1-6
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (ayat 1-2)

“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, demikian kata sebuah pepatah yang bermakna bahwa karakter, kebiasaan, atau hidup seorang anak tak akan jauh berbeda bila dibandingkan dengan karakter, kebiasaan, atau hidup orang tuanya.

Di ayat 1, Paulus mengingatkan jemaat Efesus bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Sebagai anak, orang percaya berbagian dalam natur keilahian Allah. Paulus mengajarkan bahwa orang percaya harus meniru Allah dengan menunjukkan kasih seperti yang Kristus telah nyatakan (ayat 2). Kita tahu bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya untuk dikorbankan bagi umat-Nya. Itulah wujud kasih Allah bagi umat-Nya. Inilah wujud kasih orang percaya seharusnya yaitu menyatakan kasih dengan sebuah tindakan pengorbanan, baik bagi Allah maupun manusia. Kasih orang percaya tidak akan pernah dinyatakan dalam tindakan yang bersifat amoral, sebab amoral bukanlah karya Roh Kudus melainkan buah kedagingan.

Karena itu ada hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang percaya, yaitu percabulan, kecemaran atau keserakahan, juga perkataan kotor (ayat 3). Jangankan untuk dilakukan, untuk dibicarakan saja tidak pantas! Maka topik-topik semacam itu bukanlah subjek yang pantas untuk dijadikan bahan obrolan oleh orang-orang tebusan Kristus. Sebab itu dilakukan bukan atas dasar kasih orang percaya sejati, melainkan kedagingan, yaitu hawa nafsu dan kesenangan diri.

Perhatikan perkataan Paulus: semua itu harus dihindari bukan supaya umat menjadi kudus, melainkan karena umat adalah kudus maka umat harus hidup sebagaimana seharusnya orang kudus hidup. Jika kerajaan Allah hidup di dalam diri mereka, maka sebuah transformasi hidup niscaya akan terjadi sehingga mereka tidak lagi hidup untuk melakukan hal-hal itu. Patut diingat bahwa orang yang melakukan percabulan, kecemaran atau keserakahan, dan orang-orang yang berkata-kata kotor tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Meniru Allah berarti meniru Kristus, yaitu meniru kasih, kekudusan, kebajikan, dan sikap-Nya memuliakan Allah. Amin
Tuhan Yesus memberkati