Pelayanan harus didasari dengan kasih. Karena pelayanan itu adalah kita menunjukkan (mendemonstrasikan) kasih Allah ada di dalam diri kita dan kita nyatakan kepada orang lain dan tentunya kepada Tuhan. Pelayanan itu juga berbicara tentang rasa syukur kita atas segala anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita.
Seperti yang terjadi ketika Tuhan Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam (Mat 8:14-15), dikatakan bahwa “Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia”. Lewat pertolongan Tuhan Yesus dalam kehidupannya, yaitu lewat kesembuhan atas sakit demamnya. Maka ibu mertua Petrus setelah sembuh melakukan sebuah tindakan yaitu dia langsung melayani Tuhan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan dalam kehidupannya. Kita bisa melihat bahwa orang yang menyadari akan kasih karunia Tuhan dalam kehidupannya, maka dia akan bersyukur dan rasa syukurnya dibuktikan lewat tindakannya yaitu melayani.
Ketika kita merenungkan hidup kita maka ada banyak anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Tentunya rasa syukur dinyatakan lewat pujian, persembahan dan hal-hal lainnya. Tentunya itu benar, akan tetapi lewat peristiwa tadi kita bisa melihat bahwa ternyata rasa syukur kita, Tuhan mau kita wujudkan lewat pelayanan kita kepada Tuhan.
Paulus sebagai orang yang menyadari kasih karunia Tuhan, begitu giat dalam melayani Tuhan dan dia lakukan itu dengan rasa mengasihi Tuhan serta bersyukur kepada Tuhan. Karena itu dalam melayani Tuhan dia tidak mengalami tawar hati (2 Kor 4:1), dia terus maju dalam melayani Tuhan sekalipun banyak tantangan (2 Kor 4:8-9).
Jadi melayani dengan rasa syukur kita kepada Tuhan adalah sesuatu yang indah di mata Tuhan dan memberikan semangat untuk kita tetap maju dalam melayani.