Lukas 2:21-24
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (ayat 21)
Iman sejati terlihat di dalam ketaatan. Sulit dipercaya bila orang menyebut dirinya beriman kepada Tuhan, tetapi tidak menunjukkan ketaatan kepada Tuhan yang dia imani.
Yusuf dan Maria adalah pasangan suami istri yang saleh. Dengan kesalehan sebagai orang tua Yahudi, mereka melaksanakan aturan keagamaan yang berkaitan dengan kelahiran seorang anak laki-laki. Aturan pertama adalah menyunatkan anak pada hari ke-8 (ayat 21 ; Im 12:3). Bersamaan dengan itu adalah pemberian nama bagi si anak. Dalam hal ini, Yusuf dan Maria mematuhi perkataan malaikat dengan memberi nama Yesus kepada sang bayi yang baru lahir itu (ayat 21).
Aturan kedua yang ditaati adalah penyerahan anak laki-laki pertama kepada Tuhan (ayat 23 ; Kel 13:2 dan Bil 18:15-17). Aturan ini berkaitan dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Aturan kedua ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan aturan yang ketiga, yaitu pentahiran ibu sehabis melahirkan. Di Imamat 12, dikatakan bahwa seorang perempuan dianggap tidak tahir selama 7 hari setelah ia melahirkan dan tidak boleh memasuki bait suci selama 33 hari. Ketaatan Yusuf dan Maria tampak saat mereka pergi ke bait suci pada hari ke-40 untuk memberikan persembahan berkaitan dengan pentahiran Maria seusai ia melahirkan (ayat 22 ; Im 12:2-4, 6-7). Biasanya, persembahan itu berupa seekor domba, tetapi jika miskin maka ia boleh membawa sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (ayat 24 ; Im 12:8). Orangtua Yesus memberikan persembahan berupa burung, ini berarti mereka tidak sanggup untuk membeli seekor domba. Tetapi kita lihat bahwa mereka taat pada Allah dan pada hukum Tuhan. Mereka adalah orangtua yang dapat dijadikan sebagai teladan dalam hal iman dan ketaatan kepada Allah dan kepada firman-Nya.
Keluarga kita seharusnya menjadi keluarga yang taat dan rumah kita seharusnya disebut sebagai rumah kesalehan. Setiap kisah yang terdapat di dalam keluarga kita hendaknya kisah-kisah ketaatan setiap anggota keluarga pada firman Tuhan. Karena setiap rumah tangga orang percaya seharusnya menjadi teladan dan terang bagi dunia yang terhilang ini. Amin
Tuhan Yesus memberkati