Jumat, 21 Juli 2023 (Pengampunan dan pertobatan)

Yohanes 7:53-8:11
“Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (ayat 11)

Karena masih diburu oleh keinginan untuk menangkap Yesus, para pemimpin agama Yahudi mencari cara untuk menjerat Dia. Pada waktu itu masih pagi sekali, dan Yesus sudah mengajar orang banyak (ayat 2). Namun ahli Taurat dan orang Farisi sudah memperhadapkan seorang perempuan yang kedapatan berzinah (ayat 3-4). Menurut Taurat, hukuman bagi zinah adalah mati (Im 20:10). Akan tetapi, Yesus tahu bahwa kedatangan mereka bukan disebabkan oleh semangat untuk menegakkan hukum Taurat. Mereka hanya ingin memasukkan Yesus ke dalam perangkap (ayat 4-6). Berhasilkah?

Mereka menunggu respons Yesus. Ia malah duduk sambil menulis-nulis di tanah (ayat 6). Akhirnya Ia berkata bahwa siapa yang tidak berdosa dari antara mereka, dialah yang berhak pertama-tama melemparkan batu kepada si perempuan. Jawaban itu sungguh tak terduga! Jawaban yang menyebabkan mereka meninggalkan arena penghakiman satu persatu (ayat 7-8). Mereka sadar bahwa mereka bukan tanpa dosa.

Para pemimpin agama itu gagal. Mereka sesungguhnya tidak tertarik pada kebenaran, keadilan, dan kekudusan. Mereka hanya ingin menjerat Yesus, tetapi berakhir dengan terjeratnya mereka oleh kondisi moral dan kemunafikan mereka sendiri. Mereka lupa bahwa mereka juga berdosa. Mereka mengira diri mereka berada di atas Taurat sehingga memakainya hanya untuk menghakimi orang lain. Mereka lupa bahwa isi Taurat bukanlah hukuman tetapi aturan yang menunjukkan bagaimana umat dapat dekat dengan Tuhan.

Kepada perempuan yang berzinah itu, Yesus menyatakan anugerah bahwa Ia tidak akan menghukum dia. Sungguh berbeda sikap Yesus dengan para pemimpin agama Yahudi. Yesus yang paling layak untuk melempari perempuan itu dengan batu, menyatakan pengampunan-Nya dengan memperbolehkan perempuan itu pergi dalam pertobatan.

Tuhan Yesus juga bersedia mengampuni segala dosa kita. Namun perlu pengakuan dan pertobatan. Dengan pertolongan-Nya, kita dapat berubah. Amin
Tuhan Yesus memberkati