Roma 7:13-26
“Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (ayat 24-25)
Masalah yang dihadapi anak-anak Tuhan adalah bahwa dalam dirinya ada dua natur yang saling bertolak belakang. Pertama, natur berdosa yang disebut Paulus ‘manusia lama’ (6:6) atau kedagingan (ayat 14). Natur ini bertentangan dan melawan ‘manusia baru’ atau ‘ciptaan baru di dalam Kristus’, sebagai natur yang kedua (2 Kor 5:17). Keduanya saling tarik menarik sehingga hidup anak-anak Tuhan bagai sebuah medan perang, tempat bertarung dua kekuatan.
Mengapa bisa terjadi demikian? Meskipun orang percaya telah mengalami pengampunan dosa, tetapi di dalam dirinya masih terkandung karakter/natur dosa yang kemudian akan menjadi sumber pencobaan selama dia hidup. Jadi meskipun manusia baru memiliki kerinduan untuk hidup melayani Allah, manusia lama akan selalu berupaya mendominasi agar kepentingan dirilah yang terlaksana. Akibatnya ia tidak dapat melakukan yang dia inginkan, walau ia tahu bahwa ia seharusnya melakukannya. Natur manusia berdosa memang begitu mempengaruhi orang percaya untuk melakukan apa yang, dia tahu, dilarang.
Apa yang harus dilakukan untuk menangani konflik di dalam diri tersebut? Paulus menunjukkan bahwa meskipun Taurat baik dan mulia, tetap tidak dapat menyelamatkan manusia. Manusia membutuhkan Tuhan Yesus Kristus dan kelepasan hanya bisa didapat di dalam Dia (ayat 25). Yesus datang ke dunia ini dan mati bukan untuk memberikan peraturan yang lebih banyak dan lebih baik. Yesus ingin orang percaya hidup dalam kemenangan. Dan berita Injil memang berkata bahwa ada kemenangan atas dosa, kebencian, kematian, dan atas segala kejahatan, saat kita menyerahkan hidup kita pada Yesus.
Pergumulan melawan kedagingan merupakan tanda pertumbuhan menuju kedewasaan rohani. Mereka yang tidak bergumul berarti tidak bertumbuh, artinya masih tetap manusia lama yang hanyut terbawa arus zaman. Kita tentu tak ingin demikian. Sebab itu mintalah Tuhan menguatkan kita.
Amin, Tuhan Yesus memberkati