“..Apa yang ditabur…, itu juga yang akan dituainya.” (Gal 6:7b). Ini adalah prinsip Firman Tuhan yang tidak dapat ditawar ataupun ditolak. Ini adalah peraturan Tuhan yang tetap dan kekal untuk selama-lamanya. Inilah yang terjadi dengan perbuatan dosa di Taman Eden. Akibat ketidaktaatan Adam dan Hawa maka mereka harus menerima konsekuensi dari perbuatan mereka. Dosa tidak bisa dikompromikan dengan pribadi Tuhan. Itulah yang membuat Tuhan mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden yang mulia (Kej 3:23-24). Hubungan yang begitu dekat harus terputus akibat dosa. Begitu fatalnya perbuatan maka akan menerima hasil yang begitu “mahal”. Oleh sebab itu kita tidak boleh membiarkan diri diperdaya iblis untuk berbuat dosa. Perbuatan yang dilakukan tanpa “akal”dan hati yang benar akan menerima penyesalan dan kesesakan yang besar. Semua diakibatkan oleh karena ketidaktaatan akan perintah Tuhan.
Setiap perintah Tuhan dalam Alkitab bukan untuk diremehkan tapi harus diperhatikan dan dilakukan (Ams 13:13). Perbuatan dosa yang dilakukan Adam menjadi peringatan dosa yang terus berlanjut dari generasi ke generasi, bahkan sampai saat ini dengan tujuan supaya kita menjauhi dosa, kita menjauhi setiap perbuatan yang tidak taat. Karena begitu besar dampak dan akibat yang ditimbulkan dari ketidaktaatan.
Tuhan sangat serius dengan ketidak taatan. Tuhan harus melakukan “pendisiplinan” bahkan penghukuman untuk memberikan peringatan bagi kita tentang bahaya ketidaktaatan. Tuhan adalah Tuhan yang penuh dengan kasih tapi Dia juga adalah Tuhan yang adil. Keadilan Tuhan dinyatakan lewat Firman-Nya bahwa apa yang ditabur maka itu yang akan dituai, bahkan ajaran Firman Tuhan ini sudah “diadopsi” dalam dunia sekuler. Ada begitu banyak kutipan dan pepatah yang menyatakan bahwa apa yang ditabur maka itu juga yang akan dituai.
Menyadari hal ini, mari kita untuk melakukan ketaatan kepada Tuhan. Ingatlah bahwa ketidaktaatan akan mengakibatkan kita menerima hasil yang membawa kita kepada penyesalan, kesedihan dan penderitaan yang mendalam.